#jack, medan –
Perum Bulog Sumatera Utara (Sumut) memastikan stok pangan strategis dalam keadaan aman menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Namun, kendati stok disebut melimpah, tantangan sebenarnya berada pada efektivitas distribusi dan kendali harga di tingkat pasar yang kerap fluktuatif setiap memasuki akhir tahun.
Wakil Pimpinan Wilayah Bulog Sumut, Erwin Budiawan, mengungkapkan bahwa secara nasional stok beras Bulog mencapai 3,4 juta ton, dan bahkan sempat menembus 4,2 juta ton, rekor tertinggi sepanjang sejarah Bulog berdiri.
“Ini rekor tersendiri. Stok kita tahun ini adalah yang paling besar yang pernah dimiliki Bulog,” ujar Erwin dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (25/11/2025).
Bulog Sumut mencatat ketersediaan komoditas pangan, dimaan Beras: 34.000 ton, Minyak goreng: 2,5 juta liter, Jagung: 1.400 ton dan Gula pasir: 285 ton.
Erwin menegaskan stok tersebut cukup untuk mengamankan kebutuhan masyarakat hingga akhir Desember, bahkan memasuki awal 2026. Penyerapan gabah/beras dari petani juga menjadi penopang utama.
“Tingkat penyerapan Bulog Sumut sudah mencapai 131 persen dari target. Artinya stok akan terus bertambah,” katanya.
Dia mengatakan, Bulog juga tengah menjalankan penyaluran bantuan pangan beras dan minyak goreng. Dari pagu 16.899 ton beras, baru sekitar 3.000 ton yang tersalurkan, menyisakan 13.800 ton untuk didistribusikan.
Dengan stok 34.000 ton, Bulog mengklaim keamanan cadangan masih sangat memadai. Untuk minyak goreng bantuan pangan, pagu 3,3 juta liter baru terealisasi sekitar 1 juta liter, sehingga masih tersedia ±2 juta liter.
Melihat perkembangan di lapangan, Bulog pun mengajukan perpanjangan penyaluran bantuan pangan yang awalnya dibatasi hingga November.
Lebih lanjut, Erwin mengatakan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga digencarkan untuk meredam gejolak harga. Rata-rata penyaluran SPHP mencapai 500 ton beras per hari.
Kebutuhan hingga akhir Desember diperkirakan mencapai 15.000 ton. Saat ini stok untuk SPHP di gudang sekitar 5.000 ton, dan akan terus ditambah dari penyerapan petani.
Namun begitu, meski Bulog memastikan stok super aman, pengalaman bertahun-tahun menunjukkan bahwa kestabilan harga menjelang Nataru lebih ditentukan oleh distribusi di pasar, perilaku pedagang, dan dinamika permintaan yang melonjak.
Erwin menyatakan kesiapan Bulog untuk menambah operasi pasar jika diperlukan. “Intinya stok kita aman sampai Desember, bahkan sampai awal tahun,” pungkasnya. ***


