#burhan, binjai
Tak kurang setahun belakangan ini, jembatan besi yang menghubungkan Desa Namu Ukur Utara dengan Desa Namu Ukur Selatan, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, kondisinya sangat memprihatinkan dan kini terancam ambruk.
Pasalnya, meski kondisinya terancam ambruk karena dasar jembatannyang erosi belum juga ada perhatian pihak terkait untuk segera merehabnya. Apa menunggu ada korban dulu baru diperbaiki, ujar warga disana kepada pers, kemarin.
Kata warga, jembatan satu satunya di Sei Bingai itu kini setiap saat mengancam keselamatan warga sekitar maupun pengguna jalan yang melintas. Sebab, selain usia Jembatan yang sudah terbilang tua, kondisi fisik jembatan tersebut juga sangat memprihatinkan dan tidak terurus.
Agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, warga pun meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat atau Provinsi Sumatera Utara, agar segera memperbaiki Jembatan besi menuju Tanah Karo itu. “Miris kita melihat kondisinya. Apa menunggu ada korban jiwa baru jembatan itu diperbaiki. Kami berharap Pemerintah tidak tutup mata dan segera memperbaiki jembatan yang hampir setahun ini mengalami kerusakan,” ungkap seorang warga sekitar yang mengaku bernama Noeldinata Sembiring, Jumat (28/5/2021).
Sebagai warga yang kerap melintas di jembatan besi peninggalan kolonial Belanda tersebut, ia juga mengaku merasa takut saat akan melintasinya. Hal itu semakin diperparah dengan tergerusnya bantaran Sungai yang berada tepat disamping Jembatan. “Kami merasa sangat takut untuk melintas diatas jembatan itu. Saat ada truk yang melintas, jembatan itu terlihat bergoyang,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut Noeldinata Sembiring, tergerusnya bantaran Sungai yang berada tepat disamping Jembatan tersebut juga menjadi ancaman serius bagi masyarakat yang rumahnya berada tepat dipinggiran Sungai. “Lihatlah kondisi tanah di bantaran sungai itu bang, mengalami erosi karena terus terkikis air. Bahkan hanya berjarak beberapa meter saja ada rumah warga yang bisa saja longsor karena erosi. Kalau tidak segera diambil tindakan, maka bisa saja menimbulkan korban jiwa,” tegas Noeldinata dengan raut sedih.
Tidak hanya kepada Pemerintah, sebagai warga sekitar, Noeldinata juga meminta kepada Wakil Rakyat, khususnya Dapil Sei Bingai, untuk dapat menampung atau mendengarkan keluhan dan keresahan masyarakat yang berada di sekitar Jembatan atau warga yang ingin melintasi Jembatan tersebut. “Mohon bantuannya para wakil rakyat di Dapil ini, untuk dapat menindaklanjuti hal serius ini. Kepada Pemkab Langkat dan Pemprovsu maupun pihak terkait lainnya seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, kami sebagai masyarakat, dalam hal ini menyuarakan keresahan dan ketakutan kami. Perbaikilah Jembatan tersebut,” harapnya sembari diaminkan oleh warga lainnya.
Ditempat yang sama, warga sekitar yang mengaku bernama Efriyani Tarigan, juga meminta kepada BNPB Sumatera Utara, untuk turun kelokasi dan ikut berpartisipasi menanggulanginya. “Apakah harus menunggu korban sehingga hal serius ini ditindaklanjuti. Kepada Pemkab Langkat, kami minta laporkan juga hal ini kepada BNPB Sumut. Karena mereka (BNPB Sumut-red) tidak akan pernah tau kalau tidak ada pemberitahuan dari Pemerintah Daerah. Lihatlah dari sisi penanggulangannya,” ungkap Efriyani. (*)