#jack, medan –
Anggota DPRD Kota Medan, Drs.Edward Hutabarat mengaku kesal terhadap Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi (SDABMBK) Kota Medan, Topan Obaja Ginting yang suka gonta ganti nomor handphone. Menurut Edward Hutabarat, sikap mantan Camat Medan Tuntungan yang suka gonta ganti nomor Hand Phone ini sangat menyulitkan anggota DPRD Kota Medan terutama dirinya ketika ingin meneruskan aspirasi masyarakat yang datang mengadu kepadanya.
“Dari sekian banyak kepala OPD yang saya kenal, hanya kadis SDABMBK yaitu Topan Ginting lah yang sering ganti nomor, sehingga hal ini menyulitkan kami ketika akan menghubungi saat hendak meneruskan aspirasi masyarakat. Sehingga menurut kami Kolaborasi yang diharapkan Wali Kota Medan tidak berjalan sesuai harapan,”ujar Politisi dari Partai PDI Perjuangan Kota Medan ini usai mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) antara perwakilan pedagang pasar Kwala Bekala dengan pimpinan dan anggota komisi 3 DPRD Medan dan Dirut PUD Pasar Medan, Suwarno yang dipimpin langsung oleh ketua komisi 3, Afif Abdillah di ruang rapat komisi 3, Selasa (31/10).
Dikatakan Edward, dirinya sangat prihatin atas kondisi pasar Kwala Bekala yang terletak di Jalan Pintu Air 4 Kelurahan Kwala Bekala kecamatan Medan Johor. Menurut Edward, PUD Pasar Kota Medan sudah seharusnya melakukan langkah serius untuk menolong para pedagang di pasar Kwala Bekala dengan membenahi kondisi pasar tersebut dengan bekerjasama dengan Kadis SDABMBK. Karena keluhan para pedagang diketahui sudah sangat lama mengadu agar pasar diperbaiki.
“Saya sering belanja ke pasar Kwala Bekala dan saya lihat kondisi pasar yang sangat memprihatinkan, sudah becek, kotor dan kalau hujan banjir bisa mencapai 60 cm. Sementara lokasi pasar strategis karena dilintasi banyak orang saat hendak pergi ke kota Berastagi. Apalagi di pasar tersebut ada dijual yang tidak ada di pasar lain,”terang nya.
Masalah infrastruktur di lokasi pasar, sambung Edward Hutabarat seharusnya PUD Pasar Medan dapat berkolaborasi dengan dinas PU Medan terkait langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki pasar Kwala Bekala. “Sebab, pedagang kan wajib membayar retribusi setiap hari, nah saat ada permasalahan di pasar, pedagang pastilah mengeluhnya ke PUD Pasar. Bukan ke dinas PU Medan,”terang legislatif asal Dapil 1 Kota Medan ini.
Secara global saat ini, kata Edward lagi sangat banyak pedagang terutama di mall yang hampir gulung tikar akibat pembeli sepi. “Nah, kalau di mall saja pembeli sepi padahal fasilitasnya bagus, bagaimana pula dengan pasar jika kondisi hujan banjir, becek, kotor dan tidak tertata rapi, pasti pembeli enggan datang berbelanja, dan bagaimana dengan nasib para pedagang disana. Ini harus menjadi pertimbangan khusus pihak PUD Pasar Medan dan Pemko Medan. Karena ini masalah perut. Kewajiban tetap dibayar namun hak pedagang jangan lah terabaikan,”ujarnya.
Edward Hutabarat juga berharap ada kebijakan dari Kepala PUD Pasar Medan untuk segera membenahi pasar Kwala Bekala karena seperti diutarakan oleh perwakilan pedagang saat rapat bahwa harapan terakhir mereka untuk mengadukan kondisi pasar hanya pada saat rapat itu.
“Tadi disaat rapat, Dirut PUD Pasar berjanji segera akan berkoordinasi dengan pihak Dinas PU Medan untuk meninjau pasar dan berupaya agar jalan di pasar Kwala Bekala segera dilakukan perbaikan atau diaspal. Juga harga sewa kios agar diseragamkan sehingga pemilik kios tidak sesuka hati membuat harga kepada penyewa,”ucap Edward. ***