#burhan, binjai –
Tangis haru Bakal Calon Wali Kota Binjai dari Partai Golkar dan PKS, H. Zainuddin Purba, S.H. seketika pecah saat mengenang dan mengulas kisah masa kecilnya, saat tampil sebagai motivator bersama Bakal Calon Wakil Walikota Binjai, Hendro Susanto, M.I.Kom. pada Launching Wadah Kreatif di Aula Restoran Kebun Pondok Punokawan, Minggu (15/09/2024).
“Waktu kecil saya miskin. Bapak saya meninggal waktu umur saya tujuh tahun. Saya harus berjuang dari nol. Apapun saya kerjakan agar bisa bertahan hidup,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Uda tersebut di hadapan puluhan anak muda kreatif, peserta Pelatihan Gratis Make Up Artis (MUA), Barber, Barista, MC, dan UMKM Kuliner.
Akan tetapi Zainuddin Purba mengakui, kebiasaan hidup susah sejak kecil akibat kondisi keuangan keluarga yang terbatas, telah secara langsung membentuk dirinya sebagai anak yang mandiri, pekerja keras, dan berani, serta terbuka menerima saran, masukan, dan kritik dari orang lain.
Karakter yang terbentuk secara alamiah ini pada akhirnya mampu mengangkat derajat pria 51 tahun tersebut, dari sebelumnya orang yang tidak punya keberdayaan dari segi finansial, sosial ekonomi, dan sosial-politik, justru saat ini tampil menjadi salah satu legislator paling berpengaruh di Sumatera Utara, khususnya di Kota Binjai.
“Untungnya sampai saat ini, saya masih mau menerima saran dan nasehat dari orang lain. Bukan hanya dari orang tua dan teman, tetapi juga dari anak-anak muda. Salah satunya itu Fairuz, Founder Wadah Kreatif, tidak lain cucu saya sendiri, yang sangat inspiratif. Katanya, kalau saya kakeknya jadi wali kota, tolong tetap konsisten bantu orang-orang yang tidak mampu,” ujar Zainuddin Purba.
Di sisi lain, pria yang masih aktif menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utata ini merasa sangat bersyukur, karena telah dipertemukan dan dipasangkan dengan Hendro Susanto, rekannya sesama legislator di DPRD Provinsi Sumatera Utara, yang dikenal sangat relijius.
“Bagi saya, Mas Hendro ini pasangan paling ideal. Saya dan beliau sudah sepakat, jika terpilih kami akan kembangkan koperasi syariah. Ini program yang sangat strategis untuk mendukung kemandirian ekonomi dan InsyaAllah akan kami buat berkelanjutan,” terang Zainuddin Purba.
Sebagai bentuk komitmen pasangan Zainuddin Purba dan Hendro Susanto dalam mewujudkan Kota Binjai yang bersih dari kejahatan narkoba, dirinya berjanji dalam 100 hari kerja pertama sebagai wali kota, tidak akan berkantor di Balai Kota Binjai, melainkan fokus untuk turun ke lapangan guna memantau dan memimpin langsung pembersihan lingkungan dari keberadaan lokalisasi penyalahgunaan narkoba.
“Kuncinya adalah kemauan dan keyakinan untuk berubah. Saya siap pertaruhkan nyawa saya, dan nyawa keluarga saya untuk memerangi para bandar narkoba, demi menyelamatkan generasi muda Kota Binjai. Sehingga anak dan cucu kita dapat tumbuh menjadi generasi muda yang bermoral baik dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang unggul,” ujar Zainuddin Purba.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Binjai, Hendro Susanto, M.I.Kom. merasa bersyukur dapat berpasangan dengan H. Zainuddin Purba, S.H, dalam keikutsertaannya di Pilkada Kota Binjai 2024. Baginya, Zainuddin Purba merupakan sosok legislator yang aspiratif dan aktif menyuarakan keprihatinan terhadap maraknya kejahatan narkoba di Sumatera Utara, khususnya di Kota Binjai.
“InsyaAllah, kami akan berusaha mewujudkan keberpihakan, perlindungan, dan kepastian hukum bagi warga Kota Binjai. Salah satu komitmen kami untuk pembangunan di sektor ekonomi ialah memberdayakan pelaku UMKM lokal. Kami juga tegaskan, pemimpin Kota Binjai ke depannya harus tiada jarak dengan anak muda,” ujar Hendro.
Sebelumnya, Founder Wadah Kreatif, Fairuz, mengatakan, Wadah Kreatif merupakan komunitas atau lembaga yang dibentuk untuk menyediakan tempat pelatihan gratis bagi anak muda Kota Binjai, dengan sasaran menciptakan anak muda yang memiliki keahlian dasar sebagai MUA, Barber, Barista, MC, dan pelaku UMKM Kuliner.
Komunitas ini, sambung Fairuz, ,sengaja dibentuk menyusul keprihatinannya menyikapi angka pengangguran di Kota Binjai yang cukup tinggi, yakni sebesar 6,10 persen. Bahkan hampir setengah dari anak muda Kota Binjai, terutama yang baru lulus SMA, justru berstatus pengangguran.
“Jadi, selama mengikuti pelatihan, para peserta tidak sedikitpun dipungut biaya. Bahkan para mentor atau pelatih, dan inspirator yang kita undang untuk memberikan testimoni dan motivasi, juga tidak dibayar. Dalam arti, yang kita bangun di sini ialah azas kebersamaan dan tolong-menolong,” jelas Fairuz. ***